Tim nasional sepak bola Indonesia menghadapi tantangan berat dalam usahanya mencapai ambisi untuk bertanding di Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Ini terjadi setelah Indonesia kalah besar melawan Timnas Australia dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk zona Asia.
Tidak main-main, lima gol mendarat di gawang Indonesia pada pertandingan kelanjutan Grup C babak ketiga tersebut.
Indonesia ketinggalan 0-3 pada babak pertama melalui tendangan penalti Martin Boyle beserta dua gol lainnya yang dicetak oleh Nishan Velupillay dan Jackson Irvine.
Gol kedua yang dicetak oleh Irvine ditambah dengan satu gol dari Lewis Miller pada periode kedua menuntaskan perayaan lima gol tim Socceroos.
Timnas Garuda hanya dapat mencetak satu gol lewat aksi striker pemula, Ole Romeny.
Akhirnya, skor 5-1 menjadi hasil tetap pertandingan di Stadion Sepak Bola Sydney, Australia, pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2025.
Meskipun tidak peduli dengan hasil pertandingannya, beberapa keputusan yang diambil oleh pelatih Patrick Kluivert menarik perhatian para pendukung Indonesia.
Kebijakan kontroversial pertama yang mereka ambil adalah dengan tampil secara terbuka melawan tim selevel Australia di markas sendiri.
Di samping itu, penentuan pemeran dalam hal ini juga menjadi penting. starting line-up Indonesia pun mendapat kritikan dari para pendukung.
Pilihan terbesar yang membuat bingung ialah penempatan Nathan Tjoe-A-On menjadi pemain utama.
Sebagaimana telah disampaikan, Nathan belum memperoleh kesempatan bermain selama beberapa bulan ini di Swansea City.
Persembahan terakhir Nathan bagi tim dari Inggris dicatatkan pada bulan Agustus tahun 2024.
Setelah itu, Nathan tak mendapatkan kesempatan bermain satupun untuk Swansea City.
Pemian yang berumur 23 tahun tersebut pun turut merugi posisinya di tim inti pada sejumlah pertandingan belakangan ini.
Dia bahkan perlu turun ke tim U-21 agar bisa mendapat waktu bermain di Swansea City.
Di luar Nathan, Rafael Struick adalah salah satu pemain yang kurang sering dimainkan oleh timnya.
Sejak ikut bergabung, Rafael hanya memiliki 9 kali tampil dalam total 21 pertandingan Brisbane Roar di kompetisi liga Australia.
Dia bahkan tidak turun di tujuh pertandingan terakhir, dan tak masuk ke daftar tim untuk dua dari tiga laga paling akhir tersebut.
Pilihan yang dibuat oleh Kluiver untuk mengeluarkan kedua pemain itu pastinya menciptakan kebingungan bagi para pendukung klub.
Sebab itu, Kluivert sebelumnya memberikan sinyal bahwa dia tak berniat memilih pemain dengan sedikit waktu bermain di tim club.
Bermain untuk tim klub dan nasional sangatlah berbeda, dengan jangka waktu persiapan yang terbatas serta tingkat kebugaran para pemain yang cukup mencolok perbedaannya.
Semua ini menjadi bahan pertimbangan, tidak hanya bakat seorang pemain saja.
Sekarang terdapat banyak hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan.
Bila para pemain tak mendapat waktu bermain di timnya, maka kesempatannya juga terbatas.
Selanjutnya kita perlu membahas kondisi tersebut dengan trainer kebugaran sang atlet di tim club.
"Kegiatan seperti ini sungguh vital. Bukan sekadar mereka hadir dan bermain," ujar Patrick pada tanggal 12 Januari kemarin.
Akan tetapi, Kluivert sepertinya menggigit jari sendiri saat menurunkan Nathan dan Rafael dalam pertandingan melawan Australia.
Marselino Ferdinan pada dasarnya adalah salah satu pemain yang kurang sering dimainkan oleh timnya.
Akan tetapi, kedua gol yang dia cetak ke gawang Arab Saudi memberikan dasar yang cukup untuk terus menurunkan Marselino dalam pertandingan.
Ini berbeda dari kedua nama sebelumnya yang kurang memberikan dampak di beberapa pertandingan terakhir untuk tim nasional Indonesia.
Pertunjukan buruk Australia menyebabkan Indonesia merosot ke peringkat empat dalam klassemen grup C yang memiliki 6 point.
Dua tim peringkat tertinggi dari setiap grup akan maju ke babak penyisihan akhir Piala Dunia 2026.
Tim yang menempati posisi ketiga dan keempat pun akan tetap melanjutkan pertandingan menuju ronde selanjutnya.
Posting Komentar