
Malam Lailatul Qadr berlangsung hingga Matahari terbit di waktu subuh. Bagaimana kita bisa mengetahui jika seseorang telah menerima anugerah Malam Lailatul Qadr ini?
Lailatul qadar Atau Malam Kebesaran adalah suatu malam khusus yang terdapat di bulan Ramadhan. Bagi siapun yang melaksanakannya saat Lailatul Qadr tiba, ganjaran yang diraih setara dengan melakukan ibadah sepanjang seribu bulan.
Lailatul qadar Tidak ada yang mengetahui tepatnya kapan dia akan datang selama Bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasalam hanya mengungkapkan perkiraan tentang hal itu. Akibatnya, kaum Muslimin bersaing untuk dapat merasakan berkat Lailatur Qadar melalui pelaksanaan ibadah mereka secara giat.
Pada kapan terjadi malam Lailatul Qadar?
Lailatul Qadr jatuh di antara 10 malam terakhir dari Bulan Ramadhan. Biasanya dirayakannya pada hari dengan tanggal yang genap. Beberapa Hadits menyebutkan hal tersebut sebagai berikut:‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan, "Telusuri lailatul qadar di antara sepuluh malam terakhir dalam bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)
Menurut riwayat 'Aisyah radhiallahu 'anhā, Rasūlullāh shallallahu 'alayhi wasallam pernah mengatakan, "Cari yang ini." lailatul qadar pada malam-malam yang genap selama sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2017)
Berdasarkan hadits yang disebutkan itu, Lailatul Qadr mungkin dapat ditentukan sejak awal bulan. Petunjuk kedatangan Lailatul Qadr ada pada malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Akan tetapi, Lailatul Qadr juga bisa jadi terjadi pada setiap malam sisa dalam 10 hari akhir Ramadan.
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits lainnya, terdapat informasi tentang estimasi munculnya Lailatul Qadar.
"Bisa saja Lailatul Qadr berada di sisa sembilan malam, bisa pula di sisa tujuh malam, mungkin juga terletak di sisa lima malam, atau bahkan dalam tiga malam terakhir." (HR. Bukhari)
Apabila Ramadhan berdurasi 30 hari dan bukan 29 hari, maka malam terakhirnya adalah malam ke-30 yang bersifat genap. Menurut hadits itu, sisa sembilan hari akan tepat pada malam ke-22, sedangkan sisanya yaitu tujuh hari akan jatuh pada malam ke-24. Penjelasan ini sesuai dengan interpretasi dari sahabat Abu Sa'id Al-Khudri.
Maka, Lailatul Qadar mungkin datang saat malam yang genap atau ganjil dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Umum Muslim harus menghindari memilih-memilih dan fokus lebih banyak lagi pada peningkatan ibadah selama periode itu.
Malam Lailatul Qadar berlangsung hingga fajar tampil (subuh yang tipis). Untuk menghindari ketinggalan malam tersebut, salah satunya adalah dengan melakukkan iktikaf Pada pukul 10 malam terakhir di bulan Ramadhan dan memenuhi waktunya dengan beragam ibadah.
Surah dalam Al-Qur'an yang membahas mengenai Lailatul Qadr
Allah swt dengan spesifik menyebutkan tentang lailatul qadarDengan mempelajari Surah Al-Qadr ayat 1 sampai 5. Berikut adalah bacaannya dalam bahasa Arab, Latin, serta terjemahannya:
Surah Al-Qadr Ayat 1-5:
Arab:
...
Latin:
...
Arti:
...
Innalā anzalnahu fī laylatil qadr wa mā adraiyaka mā laylatul qadr. Laylatul qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malaikat dan roh turun di dalamnya dengan izin Tuhan mereka untuk setiap urusan. Semuanya penuh kedamaian hingga terbit fajar.
Innal anzalna huwa fi laylatil qadar. Dan madraaka mana laillatul qadir? Laylatul qader lebih baik dari seribu bulan. Turun para malaikat dan roh di dalamnya oleh izin Tuhannya untuk setiap urusan. Keselamatan adalah baginya hingga terbit fajar.
Artinya: "Benar-benar Kami yang telah menurunkannya yaitu Al-Quran pada Malam Qadar. Apakah engkau tahu apa itu Malam Qadar? Sesungguhnya Malam Qadar adalah lebih utama dari ribuan bulan. Di waktu tersebut turunlah para Malaikat beserta Jibril oleh kehendak Tuhan-Nya guna mengurus segala sesuatu. Berbahagialah [malam] itu hingga menyingsing pagi," (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).
Karakteristik dan Tanda-Tanda Seseorang Memperoleh Malam Lailatul Qadar
Apakah ada gejala tertentu saat seseorang mengalami malam yang tidak baik? lailatul qadar Tidak ada ciri khas tertentu untuk mengenali orang yang menerima malam Lailatul Qadr. Tetapi, apabila yang ditanyakan adalah tandanya dapat diketahui sehubungan dengan kehadirannya, hal tersebut dijabarkan dalam hadits.Orang yang mendapat lailatul qadar Akan merasakan suasana di malam itu sangatlah berbeda dibanding dengan malam-malam lainnya. Beberapa hadits menerangkan bahwa ketika Lailatul Qadr tiba, akan ada ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sang surya pagi muncul dengan cahaya putih yang tak bercahaya merata di sekitarnya
Dari Ubay bin Ka'ab radihallaahu 'anhua, beliau mengatakan:“Malam itu adalah malam yang cerah Yaitu malam ke-ke-dua-puluh tujuh (pada bulan Ramadhan). Ciri khasnya adalah di waktu subuh esok hari, matahari muncul dengan warna putih dan tidak menyinari seluruh arah.(Diriwayatkan oleh Muslim dalam nomor 762)
2. Malam itu terasa sejuk tanpa kepanasan ataupunkekedinginan, kemudian di hari berikutnya sinar mentari tak terlalu terang malah sedikit memerah.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma pernah menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berucap:"Lailatul Qadr merupakan malam yang dipenuhi dengan keberkahan dan kebaikan, tidak terlalu panas maupun dingin. Ketika fajar tiba, sinar matahari muncul tak begitu terang dan memiliki kilap merah." (Diriwayatkan oleh Ath-Thayalsi dan Al-Baihaqi dalam Syub'uil Iman)
Seseorang Muslim yang diberkahi akan menerima banyak kemaslahatan pada waktu tersebut, terutama bila mengambil manfaat dari malam. lailatul qadar Dengan melakukan perbuatan baik, pahala yang didapat akan berkali-kali lipat seperti melaksanakan ibadah selama seribu bulan.
Berikutnya, adakah ibadah-ibadah tertentu yang disarankan untuk menyambut Lailatul Qadr? Tiap Muslim bisa memperingati malam itu minimal dengan melaksanakan sholat Isya, Sholat Tarawih, serta Sholat Subuh. Jika ketiganya dikerjakan bersama-sama, maka pahala dari tiga sholat ini akan tercatat sama halnya dengan melakukan sholat sepanjang malam.
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan,
Siapa yang menghadiri shalat maghrib berjamaah, maka baginya pahala seolah-olah ia melaksanakan qiamulail selama setengah malam. Dan siapa yang shalat maghrib dan subuh dalam keadaan jemaah, baginya seperti melaksanakan ibadah qiamulail untuk satu malam penuh.
"Orang yang ikut serta dalam salat Isya berjemaah, akan mendapatkan pahala sebagaimana melakukan ibadah salat selama setengah malam. Sementara itu, orang yang menjaga untuk menunaikan salat Isya dan Subuh secara jemaah, akan diberi ganjaran seperti ia telah mendoakan satu malam dengan sepenuhnya." (Riwayat Muslim nomor 656 dan Tirmidzi nomor 221)
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata,
Saat seorang laki-laki shalat di belakang imam sampai salat berakhir, maka sisa malamnya pun terhitung baginya.
"Memang benar apabila ada orang yang sembahyang bersama pemimpin sampai sang pemimpin menyelesaikan ibadah tersebut, maka dia akan diberi ganjaran untuk sembahyang pada separuh waktu malam itu." (HR. Ahmad 5: 163. Shaikh Syu'aib Al-Arnaut mengklaim bahwa rantai kepercayaan dalam hadits ini sahih dan memenuhi kriteria Muslim.)
Di samping itu, orang juga bisa menggabungkan praktik religius lainnya. Misalnya saja memberi sedekah, membaca Al-Quran, bershalawat, serta hal-hal semisalnya. Ragam ibadah tersebut dijalankan selama sepuluh malam terakhir Ramadan dengan sikap waspada karena Lailatur Qadr tak diketahui kedatangannya oleh siapa pun kecuali Allah SWT.
Ketika seseorang diterimanya amalannya oleh Allah, maka akan semakin ringan baginya untuk melaksanakan perbuatan baik selanjutnya. Salah satu indikasi penerimaan amalan pada bulan Ramadhan adalah dia menjadi lebih gampang dalam meningkatkan ketaqwaannya dan beribadah di waktu-waktu lain yang bukan hanya di Bulan Ramadhan saja. Kekhawatirannya kepada-Nya pun cenderung membaik dibanding sebelum ia menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
Posting Komentar