Alasan TNI yang awalnya menekankan masalah adanya pengenaan biaya untuk pertarungan ayam petarung, kini mengatakan tidak akan terlibat lagi.

Setelah awalnya menegaskan ada hubungan dengan dana setoran dalam kasus perjudian sabung ayam, sekarang pihak TNI tiba-tiba mengubah pendapat mereka.

Saat ini, TNI menyatakan bahwa mereka berfokus pada tindakan hukum terkait dengan anggota mereka yang diduga terlibat dalam kasus perjudian dan penembakan di Way Kanan, Lampung.

Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Eka Wijaya Permana, Deputi Sementara (Ds.) dan Pusdoktan Polri militer TNI, menyampaikan bahwa laporan tentang kontribusi hasil judi yang viral di media sosial tidaklah menjadi fokus utama mereka pada masa ini.

"Belum ada pikiran untuk menuju arah tersebut karena perhatian saat ini tertuju pada tahap hukum ini," ujarnya di Mapolda Lampung, Selasa (25/3/2025).

Sebenarnya, sebelumnya Kapoldas II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar dan Asisten Intelijen Kasdam II/Sriwijaya Kolonel Inf Yogi Muhamanto telah membahas tentang masalah setoran tersebut.

Namun saat ini Mayor Jenderal (Letnan Jendral) TNI Eka Wijaya Permana menyatakan bahwa prioritas utama adalah melakukan penyelidikan terkait partisipasi personilnya dalam tindak perjudisan serta serangan terhadap petugas kepolisian.

Pihaknya pun mengklaim bahwa mereka tidak akan mencermati masalah-masalah yang berkaitan dengan setoran itu, walaupun sudah merujuk pada pejabat dari Kodam II Sriwijaya.

Soal yang heboh di media sosial tersebut diamkan untuk sementara, berilah kami ruang dan waktu guna menuntaskan masalah ini.

Kami tidak berniat untuk bermain, melainkan akan sepenuhnya mengutamakan proses hukum yang sedang kami hadapi," ujarnya.

Kapolda Lampung Inspektirun Jenderal (Irjen) Helmy Santika pernah membahas masalah setoran tersebut beberapa waktu yang lalu.

Helmy mengharapkan penyebar berita hoaks tersebut menyajikan bukti yang sah.

Menurutnya, masalah itu muncul setelah ada postingan di media sosial dan kemudian berkembang menjadi cerita yang menjadi bagian dari kehidupan publik.

"Bila kita mengikuti kembali jejak digital, hal ini dimulai dari media sosial yang mencantumkan adanya obrolan atau percakapan antara Kapolsek dan Peltu Lubis," jelasnya.

Helmy menyebutkan bahwa informasi tersebut perlu diverifikasi, termasuk data dan fakta yang sah.

Setoran Sabung Ayam

Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar sudah menduga ada kerjasama di antara dua anggota TNI yang disangka berhubungan dengan petugas Polsek Negara Batin mengenai kegiatan perjudian sabung ayam itu.

"Data ini merupakan elemen dalam penyelidikan yang masih berjalan, dan kita mengharapkan temuan selanjutnya dari pemeriksaan," kata Eko seperti dilansir Kompas.id pada hari Kamis, 20 Maret 2025.

Pernyataannya itu dibuat sebagai tanggapan terhadap dugaan penyerahan uang hasil judi laga ayam ke Polsek Negara Batin, Lampung.

Informasi ini mencuat setelah beredarnya video di media sosial yang menyebut Polsek diduga meminta setoran hingga Rp 20 juta per hari.

Menurut pengakuan dari dua orang anggota TNI yang telah diselidiki, terungkap bahwa perwira di Polsek Negara Batin serta petugas Pos Ramil Negara Batin ternyata memiliki ikatan persahabatan yang erat.

Pejabat di Polsek tersebut adalah almarhum Lusiyanto, sedangkan petugas dari Pos Ramil adalah Peltu Lubis.

Pada setiap interaksinya, kedua belah pihak menyadari ada kegiatan perjudian laga ayam yang sudah berjalan sekitar satu tahun terakhir ini.

Bahkan, kegiatan ini mendapat perhatian publik di luar wilayah setempat, hal itu terlihat dari adanya kendaraan dengan pelat nomor asal tempat lain, contohnya Banten (A) dan Sumatera Selatan (BG).

"Sebagai suatu aktivitas yang sungguh menggoda, informasi tentang perjudian adu ayam tentunya akan mencapai kantor polisi setempat dan mustahil tak ada keuntungan yang dimanfaatkan," jelas Eko.

Akan tetapi, baru-baru ini terjadi perbedaan pendapat dalam komunikasi diantara petugas Polsek Negara Batin dengan petugas Pos Ramil Negara Batin.

Kondisi tersebut diketahui sebagai penyebab utama kejadian memilukan yang mengakibatkan tiga petugas kepolisan gugur akibat tembakan.

Perselisihan seputar kontribusi yang dituntut oleh Polsek Negara Batin menjadi sorotan publik sesudah unggahan akun TikTok @satr1a6_ pada hari Rabu (19/3/2025) menyebar luas secara online.

Pada klip itu dikatakan bahwa Polsek Negara Batin diyakini pada mulanya mendapatkan deposit sebesar satu juta rupiah per harinya. Namun jumlah ini meningkat dengan tambahan untuk biaya bensin, rokok, dan hal-hal serupa hingga akhirnya meroket menjadi dua setengah juta rupiah tiap hari.

Akan tetapi, jumlah setorannya diyakini telah meningkat menjadi Rp 20 juta per hari. Anggota TNI yang diklaim menjalankan tempat adu ayam itu dilaporkan gagal memenuhi tuntutan sebesar itu.

Akibatnya, Kepala Polsek Negara Batin dituduh berencana membawa timnya untuk menyerbu tempat perjudian tersebut.

"Lalu, mari kita dengar penjelasan dari oknum TNI. Siapa sangka, Kapolsek ingin sekali menyantap hidangan lezat, hasilnya malah berakibat fatal," demikian tertera di dalam video TikTok yang sudah ditonton lebih dari 646.300 orang hingga hari Kamis tanggal 20 Maret 2025 pada pukul 01:48 WIB.

Keterangan yang disampaikan oleh Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar ini merupakan bagian dari serangkaian penjelasan yang semakin berkembangan mengenai adanya tuduhan tentang partisipasi sejumlah petugas dalam aktivitas judi di wilayah Lampung.

Intel juga mengungkapkan adanya pembayaran setoran uang.

Bukan hanya Kapendam saja, tetapi Asisten Intelijen Kasdam II/Sriwijaya Kolonel Inf Yogi Muhamanto pun membongkar kebenaran yang mencengangkan terkait peristiwa tembakan fatal yang menyebabkan kematian tiga petugas kepolisian di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Dia mengungkapkan keterkaitan yang kuat antara Kapolsek Negara Batin, Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto, dan Ketua Pos Ramil Negara Batin, Peltu Lubis.

Menurut Yogi, kedua petugas itu telah mengenalinya cukup lama tentang kegiatan perjudian adu ayam yang terjadi di wilayah tersebut.

Bahkan, tiap kali ada jadwal pertandingan sabung ayam, Peltu Lubis selalu menginformasikan hal itu kepada Lusiyanto.

Tempat acara tersebut diadakan secara berkala setiap minggu.

"Pada saat Peltu Lubis mengajukan permohonan untuk melangsungkan arena aduan ayam, Lusiyanto merespons dengan memberikan persetujuan selama semuanya tetap aman. Yang dimaksud oleh istilah 'aman' di sini adalah melakukan pembayaran tertentu. Oleh karena itu, sebenarnya terdapat pemberian dana atau deposito," jelas Yogi ketika dilansir pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2025.

Akan tetapi, mendekati peristiwa memilukan yang merenggut nyawa tiga anggota polisi, komunikasi di antara Peltu Lubis dan Lusiyanto diketahui tengah menghadapi masalah.

Kesulitan dalam penyetoran uang diduga sebagai penyebab utama dari insiden kekerasan itu.

"Komitmen komunikasi yang buruk pada akhirnya menjadi penyebab dari kejadian tak terduga tersebut," ungkap Yogi.

Kecurigaan tentang partisipasi petugas kepolisian dalam tindakan perjudisan makin membesar usai tersebarnya data yang menunjukkan bahwa Iptu Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin, diperkirakan turut terlibat dalam operasional arena aduan ayam itu pula.

Ini menimbulkan dugaan ada perbedaan pendapat mengenai bagi hasil dari tindakan illegal tersebut.

Tragedi tersebut terjadi pada Senin (17/3/2025) sekira pukul 16:50 WIB, mengakibatkan kematian Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, bersama dengan dua anggota polisi lainnya yaitu Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda Ghalib Surya Ganta.

Otoritas sedang melaksanakan investigasi menyeluruh mengenai kejadian itu.

Penelitian lebih jauh di masa depan diharapkan bisa menyingkap semua kebenaran dibalik skandal yang mencengangkan di daerah Lampung tersebut.

Peltu Lubis Mencoba Menyuapi Kapolsek AKP Lusiyanto

Akan tetapi baru-baru ini terungkap bahwa benar-benar AKP Anumerta Lusiyanto menerima sebuah amplop dari Peltu Lubis, yang merupakan Komandan Pos Ramil Negara Batin.

Envelop itu diduga merupakan suap bagi AKP Anumerta Lusiyanto supaya dia tidak mengganggu lagi tempat perjudian laga ayam yang dibiayai oleh Peltu Lubis dan Kopka Basar.

Sebenarnya, AKP Anumerta Lusiyanto sebelumnya sudah beberapa kali mengingatkan Peltu Lubis serta Kopka Basar tentang adanya arena sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung.

Istri dari AKP Anumerta Lusiyanto, Nia, mengaku bahwa suaminya benar-benar sempat dikunjungi oleh pihak yang diutus oleh Peltu Lubis.

Orang itu mengantarkan amplop yang berisikan uang senilai Rp 1 juta untuk memastikan bahwa aktivitas adu ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung, tidak akan ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.

Namun, AKP Lusiyanto secara tegas menolak bantuan itu.

"Waktu itu sebenarnya pelaku yang menembak tersebut memiliki niat memberikan uang kepada ayahnya," ungkap Nia, seperti dilansir Metro TV, Sabtu (22/3/2025).

Nia secara langsung menonton kejadian itu dan memandang sendiri konten dari amplop yang diserahkan kepada suaminya.

Menurut penjelasannya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, memeriksa amplop tersebut, dan menerima uang sebesar satu juta rupiah.

Menurut dia, AKP Lusiyanto memang terkenal karena ketegasannya serta kejujurannya, oleh sebab itu banyak orang yang kurang menggemarinya.

"dia tidak ingin menerimanya," katanya dengan tegas.

Nia pun menyebutkan bahwa mereka yang mengunjunginya di rumah adalah hanya perintah dari sang pelaku. "dia memerintahkan seseorang, lalu orang itu diseret begitu saja," jelasnya.

"(uang tersebut disediakan untuk membuat laga ayam berlangsung), namun ayah tidak setuju," jelasnya dengan tegas.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama