PALANGKA RAYA, .CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan anggaran melebihi Rp100 miliar guna pencegahan kebakaran hutan dan lahan di tahun 2025.

Rencana anggaran ini berasal dari Dana Reboisasi (DR) serta keuangan daerah dan bertujuan untuk memperkuat kontrol, fasilitas pemadam kebakaran, serta memberikan pendidikan kepada publik.

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, menyatakan bahwa upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan merupakan hal utama karena pengaruhnya yang besar, bukan saja pada ekosistem, namun juga terhadap fauna dan penduduk setempat.

"Karhutla bukan saja menghancurkan hutan, melainkan juga mendorong satwa liar semacam orangutan mendekati permukiman warga. Tentunya situasi tersebut membahayakan baik untuk mereka maupun bagi manusia," katanya beberapa waktu yang lalu.

Menurut dia, upaya mencegah kebakaran hutan perlu dijalankan secara komprehensif serta melibatkan banyak pihak. Untuk alasan ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bakal tetap bersinergi dengan para stakeholder untuk menjamin bahwa kontrol atas api bisa beroperasional dengan baik.

"Kunci utamanya adalah kerja sama. Setiap kelompok perlu bergabung untuk memastikan upaya pencegahan karhutla dapat dilakukan dengan sukses," ungkapnya.

Di samping itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memperkuat upaya sosialiasi untuk menghindari pembalakan liar melalui metode pembakaran, yang tetap menjadi faktor utama dalam kasus kebakaran hutan di daerah tersebut.

Selain pendidikan, peningkatan fasilitas pemadam kebakaran merupakan prioritas besar, meliputi pengadaan alat dan tempat untuk memerangi api.

Tahap ini dianggap penting untuk mempertahankan kesetimbangan alam serta mengayomi tempat tinggal binatang, terutama bagi siakap orangutan yang ancamannya makin meningkat gara-gara karhuta. Usaha pelestarian takkan sukses bila enggak ada taktik antisipatif yang handal.

" Kami berencana untuk secara berkala mengingatkan dan menasehati masyarakat supaya dapat mengontrol kebakaran hutan dengan efektif, demi menjaga keseimbangan ekosistem," tuntasnya. hfz )

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama