Tindakan tiga kasus pengrusakan yang dicurigai berasal dari kelompok menyebut dirinya sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan (ORMAS) serta lembaga swadaya masyarakat (LSM), telah menuai kritikan tajam dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Tiga kegiatan yang dilakukan oleh ormas dan LSM tersebut menarik perhatian Dedi Mulyadi lantaran adanya tindakan pengancaman yang jelas-jelas dilaksanakan.
Menurut Dedi, adanya ormas dan LSM yang menakuti-nakuti tersebut menyebabkan warga merasa resah dan tidak aman.
Tiga peristiwa tersebut, yang pertama berlangsung di Kota Bekasi, melibatkan intimidasi oleh organisasi masyarakat (ormas) kepada petugas keamanan atau security karena permintaan tunjungan hari raya (THR).
Selanjutnya, di wilayah Kabupaten Bekasi, sebuah organisasi kemasyarakatan menyebarkan sampah di hadapan kantor Dinas Kesehatan.
Tindakan Menipu Pahlawan Kecil yang Memancing Kemarahan Dedi Mulyadi, Setelah Ancam Perusahaan untuk Memberikan THR, Berdalih
Terakhir kali terjadi di Subang, enam orang melancarkan tindakan penguntitan di area industri Surya Cipta tempat berdiri pabrik kendaraan bermotor listrik tersebut.
"Agar tujuan tersebut dapat dicapai, tadi pagi saya menghubungi kapolda dan pangdam. Kemungkinan pada hari Senin, akan dikeluarkan surat keputusan untuk membentuk satuan tugas anti-premanisme yang terintegrasi hingga level kecamatan. Kami juga akan menyediakan dukungan serta memastikan keterkoneksannya dengan sistem mobile," jelas Dedi Mulyadi dalam sambutannya di DPRD Jabar pada Jumat (21/3/2025).
Berikut adalah detail dari tindakan perampokan yang dinyatakan oleh Dedi Mulyadi:
- Dinas Kesehatan ditaburi sampah
Tindakan beberapa anggota dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Laskar Merah Putih yang melakukan keributan di depan kantor di Sukamahi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, menimbulkan kekhawatiran pada sebagian pegawai.
"Menjadikan pejabat di Dinas Kesehatan merasa cemas serta kurang terlindungi saat menjalankan tugasnya," ungkap Kepala Kepolisan Sektor (Kapolsek) Cikarang Pusat Ajun Komisaris Polisi (AKP) Elia Umboh pada pernyataannya yang dirilis pada hari Sabtu, 22 Maret 2025.
Insiden tersebut dimulai ketika beberapa anggota Laskar Merah Putih mengunjungi kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi pada hari Selasa, tanggal 18 Maret 2025, sekitar pukul 09.00 Waktu Indonesia Bagian Barat.
Elia berkata bahwa dia bermaksud untuk bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan.
Tetapi, pada waktu tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi tidak ada di tempat karena tengah mengikuti sebuah pertemuan.
Tidak puas dengan keadaan tersebut, para anggota ormas itu pun menjadi marah dan menumpahkan tanah merah dari sepatu mereka di lantai, sehingga membuatnya kotor.
"Setelah itu ia membuang sampah yang ada di dalam tempat sampah dan mengalirkan air buangan AC melalui galon ke lantai di dekat pintu masuk lobi Dinas Kesehatan," jelas Elia.
Tindakan anarkis para anggota ormas tersebut direkam oleh sistem pemantauan CCTV di kantor Dinkes Kabupaten Bekasi dan selanjutnya di-posting oleh akun Instagram @fakta.indo.
Dalam video itu, mulanya sebuah tong sampah berisi dedaunan kering dilempar oleh salah satu anggota Laskar Merah Putih tepat di depan pintu masuk Kantor Dinkes Kabupaten Bekasi.
Suara tendangan tempat sampah beserta ember berwarna merah tersebut mengejutkan dan menyebabkan kepanikan para karyawan yang sedang berada di Kantong Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Sebentar kemudian, seorang dari pasukan Merah Putih mengosongkan semua konten sampah dari Ember hingga tersebar di depan gerbang utama Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Tindakan anarkis tidak berakhir dengan cepat.
Anggota Laskar Merah Putih lainnya juga terlihat menuangkan air dari sebotol galon minuman di hadapan kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Pada klip selanjutnya, akan ditampilkan pertengkaran lisan di antara seorang wanita yang menggunakan pakaian dinas berwarna coklat dengan seorang lainya yang membawa rompi Laskar Merah Putih.
"Wah jangan begitu ya, dong," erang perempuan berpakaian dinas pegawai negeri.
"Bukan marah-marah, Mbak, tidak tahu siapakah saya sebenarnya, hah?" balas perempuan bermacam rompi. Perdebatan mereka pun sempat diusirkan oleh salah satu anggota ormas tersebut.
Di dalam klip video tersebut, seorang anggota dari Kelompok Laskar Merah Putih nampak sedang berpidato menghadap kamera pengawas keamanan.
Sementara itu, para anggota organisasi kemasyarakatan lainnya telah berkumpul di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya mewakili Laskar Merah Putih. Bagi yang melihat rekaman CCTV harap maju ke depan agar kita bisa minum kopi bersama meskipun sedang berpuasa," kata seorang anggota ormas yang mengenakan baju loreng.
Pembicaraan tentang tujuannya berakhir saat dia menonjukkan keisengannya dengan menjulurkan lidah, seperti tindakan menyolok.
Peristiwa tersebut juga dilaporkan kepada Polsek Cikarang Bekasi guna pemeriksaan tambahan.
Akan tetapi, tindakan anarkis itu berakhir dengan perdamaian setelah kedua belah pihak berkumpul untuk melakukan negosiasi yang diadakan oleh polisi.
Pada rapat tersebut, Laskar Merah Putih menyampaikan permohonan maafnya ke Dinkes Kabupaten Bekasi dan bersumpah untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
"Baik pihak pertama maupun yang kedua telah sama-sama memberi pengampunan dan tak ada tuntutan antara keduanya," demikian katanya.
2. Aksi jagoan Cikiwul

Tindakan Suhada yang menamai dirinya sebagai 'Pahlawan Cikiwul' dengan memeras perusahaan dan meminta tunjungan hari raya (THR) menjadi berita besar di Kota Bekasi.
Pada hari Senin (17/3/2025), Suhada mengumumkan ancaman penutupan akses jalur menuju sebuah pabrik plastik yang berlokasi di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Ancaman tersebut disampaikan oleh Suhada usai menerima uang senilai Rp 20.000 saat mengajukan THR Idul Fitri ke perusahaan plastik di sekitaran pukul 11:00 WIB.
Tindakan heroiknya direkam dalam klip selama 2 menit 59 detik yang diposting oleh akun Instagram @infobekasi.
Pertama-tama, Suhada yang memakai vest hitam dengan kaos warna merah gelap menjadi marah ketika si pengaman pabrik menyodorkan dia uang tunjangan hari raya sebesar Rp 20.000.
Suhada yang tidak senang dengan jumlah kompensasi dari sekuriti akhirnya menginginkan pertemuan langsung dengan pemilik perusahaan.
"Guanya tidak ingin uangmu, guanya menginginkan pemimpinmu, datang kesini," katanya kepada si pengaman, seperti dilaporkan akun Instagram @Infobekasi pada hari Kamis (20/3/2025).
"Saya minta maaf Pak, harap pengertian Bapak, saya bekerja di tempat ini," kata si satpam.
"Saat kamu bekerja di tempat kami, ingatlah bahwa ini adalah kepercayaan," ujar Suhada.
"Saya sudah jelaskan, Pak, semuanya amanah," balas si sekuriti.
Gelisah dengan respons itu, Suhada lantas berupaya untuk memperingatkan sang satpam dengan menyatakan dirinya sebagai raja dari Cikiwul.
Suhada mengancam akan memblokir akses jalan di depan perusahaan jika tidak dapat berjumpa dengan pemilik pabrik.
"Luruskan niatmu dan dengarkan aku dengan baik, kamu tidak memahami posisiku. Aku adalah pemegang kendali atas Cikiwul ini. Ada banyak orang di sekitarku. Jika aku perintahkan untuk menutup jalanan, apakah mereka akan patuh?" kata Suhada.
Bagi sang petugas keamanan, Suhada menyatakan bahwa dia ter paksa melakukan tindakan tersebut setelah beberapa kali anak buahnys tidak berhasil bertemu dengan pemilik perusahaan.
Tetapi, setelah terjun langsung ke lapangan, dia menyadari bahwa nasibnya mirip dengan karyawannya, yaitu kedua belah pihak tidak mendapat penghargaan dari perusahaan.
"Saya sampai saat ini belum pernah datang sendiri, orang-orang yang sudah datang adalah bawahan saya. Sekarang setelah saya datang ingin melihat buktinya dan ternyata seperti ini, tidak menghormati lingkungan. Disini saya lah yang bertanggung jawab atas semua pabriku," tegas Suhada.
Segera setelah itu, Suhada menunjukkan sebauh amplop putih yang memiliki sepucuk surat di dalamnya ke paman satpam tersebut.
Berikutnya, dia memperlihatkan teks pada lembaran itu sambil menyatakan dirinya "turun gunung" dengan tujuan kuat untuk membela bangsa.
"Saya tidak mencari masalah, saya memberikan ini dengan tulus, loh. Saya membela negeri ini, dan siap berjuang sampai mati," demikian katanya.
3. Premisme di Subang
Tindakan kekerasan oleh para oknum preman di Kawasan Industri Smartpolitan Cipeundeuy Subang sudah menakutkan pekerja dan pengusaha.
Mereka mengerahkan kekerasan untuk membebani para buruh dengan biaya tambahan di Kawasan Industri Smartpolitan.
Merespons kejadian tersebut, Unit Jatanras Satreskrim Polres Subang segera menggerebek enam individu yang dicurigai sebagai tersangka.
Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu melalui Kanit Jatanras Ipda Tatang Suryaman membenarkan kejadian tersebut.
"Pada hari Kamis (20/3/2025) sekira pukul 17:00 WIB, Unit 1 Jatanras Polres Subang berhasil menahan enam orang dicurigai sebagai pelaku kasus pemerasan, pungutan liar atau tindakan premanistik dalam kawasan industri Subang Smartpolitan berlokasi di Jalan Raya Sadang-Subang Nomor km.17, Desa Wantilan, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang. Para tersangka tersebut kemudian dibawa langsung ke Mapolsek Cipeundeuy," jelas Ipda Tatang Suryaman pada hari Kamis (20/3/2025) malam itu sendiri.
Tatang mengatakan bahwa cara operasional para pelaku adalah dengan memaksa menjual air(botol) kepada sopir-sopir seharga Rp. 10.000 serta menuntut bayaran untuk biaya parkir agar bisa masuk ke Kawasan Industri Subang Smartpolitan.
"Pelakunya mengenakan biaya penjualan air minum yang dipaksakan dan menuntut bayaran parkir sebesar Rp 5.000 untuk setiap kendaraan dari para pengemudi serta karyawan pabrik mobil listrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan," jelasnya.
"Tidak hanya menahan 6 tersangka, polisi juga menyita beberapa botol minuman ringan yang dipasarkan oleh para tersangka, bersama dengan uang tunai senilai Rp 100 ribu yang berasal dari transaksi penjualan minuman ringan dan jasa parkir, termasuk catatan-catatan," tambahnya. (kompas.com)
Beberapa artikel ini sudah pernah ditampilkan di TribunJabar.id dengan judul yang sama. 6 Preman Ganggu Wilayah Industri Subang, Menggodok dan Memeras Karyawan, Akhirnya Ditahan Polisi
إرسال تعليق