TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Puluhan hektar tanaman padi di Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember, Jawa Timur diserang hama tikus.

Kondisi tersebut membuat para petani di kawasan Jember Kota ini khawatir, padi mereka terancam gagal panen.

Tikus-tikus liar ini menyerangnya sangat ganas, bahkan mampu merusak tanaman padi usia 60 hari seluas satu hektare yang dikelola kelompok tani Darma Mukti.

Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Jember, Sigit Boedi mengungkapan, ada sekitar 30 hektar tanaman padi di kawasan tersebut yang diserang tikus.

"Kurang lebih ada 30 hektare yang terserang tikus," ujarnya, Rabu (9/4/2025).

Menurutnya, hama jenis ini bisanya menyerang lahan yang ditanami padi dengan pola tidak pernah putus.

"Biasanya memang tikus menyerang sawah yang memiliki pola tanam tidak terputus. Artinya dalam setiap tahun padi ditanami padi terus," katanya Sigit.

Sigit menjelaskan wabah tikus terhadap tanaman sebenarnya bisa dikendalikan, asal para petani setempat mau kompak.

"Cara yang paling sering dipakai ialah dengan melakukan penangkapan secara bersama-sama. Di mana para petani mencari tikus sekaligus dan metode ini terbilang cukup efisien," katanya.

Dia menambahkan bahwa selain itu, para petani juga dapat membakar asap ke dalam lobang sarang Tikus yang ada di ladang mereka.

"Dengan menggunakan zat seperti petasan namun tanpa ledakan, hanya menghasilkan asap yang membuat tikus pingsan hingga meninggal," jelas Sigit.

Abdul Faseh, seorang petani dari Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari, menyatakan kerugian yang signifikan disebabkan oleh serangan hama Tikus. Ia khawatir investasi awal dalam penanaman tersebut mungkin tak akan tertutup dengan hasil panennya.

"Kerusakannya (padi) sudah sangat parah, jelas petani rugi jika terus begini. Mungkin bisa balik modal saja sudah untung," tanggapnya.

Dia menyebutkan bahwa para petani di kampung setempat sebelumnya hanya menyerahkan obat tikus untuk mencoba mengontrol populasi hama mereka.

"Meski belum maksimal, karena keterbatasan jumlah racunnya. Kami juga sudah melapor ke Dinas Pertanian, ternyata stok racun tikus juga tidak ada," ucap Abduh.

Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Jember Djoko Susanto mengaku telah melihat kondisi padi yang telah diserang oleh tikus-tikus nakal tersebut.

"Tadi saya sama teman-teman petani juga diajak berburu tikus, mereka memang resah dengan asanya hama ini. Karena berpotensi merugi," ungkap Djoko.

Untuk menanggapi permasalahan tersebut, Djoko menganjurkan agar para petani tidak terus-menerus menanami sawah mereka dengan padi sepanjang tahun.

"Penting untuk mensosialisasikan masalah hama kepada para petani sehingga mereka tidak melakukan penanaman berkelanjutan pada satu jenis tanaman," katanya.

Berdasarkan potensi irigasi yang ada di sawah-sawah itu, Djoko menyarankan para petani desa sekitar untuk menerapkan metode penanaman tanpa membakar lahan dengan pendekatan korporatisasi pertanian atau dikenal juga sebagai corporate farming.

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Post a Comment

أحدث أقدم