Pernahkah Ibu mendengar tentang cerita kebangkitan dari kematian? Di bawah ini adalah kisah seorang wanita yang bangkit dari kematian dan pengalamannya tersebut sungguh merubah hidupnya.

Mati suri atau near-death experience (NDE) sudah lama menjadi topik yang menarik di kalangan profesional medis dan ahli spiritual. Ini merujuk kepada situasi di mana seseorang dinyatakan mati secara klinis tetapi akhirnya bangkit kembali kehidupannya dengan menceritakan pengalaman mistis mereka tentang 'keberadaan lain'.

Banyak individu menafsirkan pengalaman tersebut sebagai suatu saat yang melewati batas pemikiran biasa dan memberikan pencerahan tentang eksistensi pasca kematian. Kejadian near-death sering kali dihubung-hubungkan dengan adanya sinar terang, sensasi ketenangan, serta pertemuan dengan keluarga yang sudah meninggal sebelumnya.

Walaupun begitu, pengalaman tiap individu yang telah menjalaninya dapat bervariasi secara signifikan, unik, dan penuh dengan arti. Misalkan saja seperti kisah istimewa dari seorang ahli sains bernama Dr. Anna Stone dari Amerika Serikat, yang sempat dinyatakan meninggal selama enam menit di tahun 2016 namun kemudian bangkit kembali.

Petualangan pendek ini telah mendorong Dr. Stone untuk berani menyuarakan pandangannya serta merombak kehidupan lamanya. Dia pun bercerita tentang perjalanannya saat kematian sementara yang ternyata tak mirip dengan cerita rohani biasanya.

Tidak ada terowongan cahaya, tak ada roh leluhur, yang ada hanyalah 'ruang tunggu' kosong untuk merenungkan banyak hal. Tidak seram tapi banyak hal yang bisa dipetik dari kisahnya.

Mari simak kisahnya di sini, Bunda.

Hidup Dr. Anna Stone sebelum mati suri

Tahun 2016 menjadi titik balik dalam hidup Dr. Anna Stone. Saat itu, ia sedang berada di titik terendah dalam hidupnya.

Pernikahan yang kacau, kecanduan alkohol dan obat-obatan, serta diagnosis gangguan bipolar membuatnya merasa tak memiliki arah.

"Saya menikah dengan seseorang yang hampir tidak saya kenal dan itu seperti mimpi buruk, saya tidak baik-baik saja. Saya tidak bisa menjaga karier saya tetap pada jalurnya. Semuanya berantakan dan saya benar-benar kesal, marah, sangat egois, hanya memikirkan diri sendiri dan masalah saya," paparnya dalam wawancara di kanal Next Level Soul.

Sebelum pingsan, dia mendapatkan diagnosis gangguan bipolar serta memiliki masalah dengan siklus menstruasinya. Dokter Anna Stone bahkan mengatakan bahwa pernah bercanda soal kematiannya ketika aliran darah haidnya tak kunjung berakhir.

"Kelihatannya saya akan meninggal karena pendarahan berlebih," katanya saat itu.

Seperti sebuah permohonan, itu menjadi kata-kata terakhir yang dia kenang sebelum menyadari bahwa dia telah berada di tempat tidur rumah sakit dan merasakan suatu kejadian yang tak bisa dipahami secara rasional. Dia hampir meninggal.

Keluar dari tubuh saat mati suri

Anna Stone menggambarkan sensasi aneh yang ia alami sebelum mati suri sebagai perasaan yang sangat intens, seperti efek dari semua obat halusinogen yang diambil secara bersamaan.

“Saya merasa akan meledak. Rasanya terlalu berat, saya tak sanggup,” katanya.

Dalam sekejap, ia merasa keluar dari tubuhnya sendiri. Yang mengejutkan, ia bisa melihat dirinya sendiri dari sudut ruangan, menyaksikan tim medis melakukan CPR hingga mendengar detak jantungnya yang memudar di monitor.

Di tengah situasi itu, Stone tiba-tiba merasa dirinya berada di tempat asing yang ia sebut sebagai 'ruang tunggu', sebuah ruang kosong tanpa bentuk, tanpa waktu, tanpa makhluk spiritual.

"Tiada terdapat lorong bercahaya atau pun malaikat. Ada hanya ruangan kosong warna putih yang seakan menjadi area untuk menanti suatu hal yang akan datang," katanya.

Menemu keluarga meski hanya secara online

Bagian tersentuh emosi dalam perjalanan pulih setelah hampir meninggal dunia bagi Stone terjadi saat dia mengingat anak-anaknya. Ketika fokus pada anak pertamanya, Ashley, dengan anehnya dia 'terlempar' ke ruangan di mana putrinya itu tengah menjalani ujiannya di Fresno City College, sejauh 338 kilometer jauhnya dari rumah sakit tersebut.

"Stone mengatakan dia dapat melihat seseorang sedang mengerjakan ujiannya dan mengetahui dengan pasti pakaian apa yang dipakai orang tersebut pada waktu itu," tuturnya.

Ia kemudian memikirkan anak keduanya yang masih balita dan mendapati Si Kecil sedang bermain Lego di ruang tunggu rumah sakit. Saat itu Stone sadar, jika ia benar-benar mati, Ashley akan menjadi yatim piatu. Suaminya sudah meninggal karena kanker sejak 2006.

Momen emosional itu membuatnya memutuskan untuk kembali dan seketika ia ‘ditarik’ kembali ke tubuhnya lewat pusar. Rasa sakitnya luar biasa.

Seluruh kejadian mati suri dalam rentang waktu enam menit itu membuat ia mengingat setiap detailnya.

Kembali hidup dan menemukan tujuan baru

Sesudah bangun dari koma, Stone segera membenarkan segala sesuatu yang telah diamatinya. Anna Stone pun turut mendiskusikan insiden tersebut bersama putranya dan ternyata apa yang dia lihat ketika dekat maut betul adanya, bahkan mencakup baju yang dipakai Ashley selama tes. Dari sinilah, hidup Anna Stone sepenuhnya berubah.

Anna Stone telah mengakhiri konsumsi alkohol, meninggalkan penggunaan obat terlarang, melanjutkan studi sampai meraih gelar PhD, dan saat ini ia adalah seorang pembicara publik yang bertujuan untuk mendukung orang-orang lain yang memiliki riwayat trauma.

"Dahulu kala, saya mampu meminum 12 botol bir setiap hari. Namun saat ini, meskipun hanya sekedar menyentuh alkohol saja sudah tidak dapat," jelasnya.

Stone juga mengungkapkan bahwa pengalamannya dengan kematian sementara telah membawanya kepada keyakinan akan adanya hidup di alam lain setelah meninggal dunia, bahwasanya Tuhan memang nyata walaupun bentuk-Nya tak seperti yang digambarkan oleh manusia serta waktu tidaklah bergerak dalam arah linier.

"Semua kejadian berlangsung saat ini. Saya melihat versi diri saya yang lebih menarik dan lebih gembira, dan saya yakin, saya perlu pulang," katanya.

Cerita Anna Stone dapat menjadi pemikiran mendalam mengenai cara di mana suatu hampir-mati bisa membuka jalan menuju penemuan arti hidup sesungguhnya. Dia, yang dahulunya enggan terhadap sisi spiritual kehidupannya, kini memahami bahwa hidup tak sekadar hitam dan putih, tidak cuma berfokus pada logika belaka, tetapi juga ketulusan.

“Yang paling penting dalam hidup ini adalah menjadi orang baik,” tutup Stone.

Cerita ini menjadi pengingat bahwa terkadang, ketika dalam momen paling gelap sekalipun, secercah cahaya bisa datang dan mengubah arah hidup seseorang untuk selamanya.

Pilihan Redaksi
  • Cerita Pengalaman Presenter Citra Prima Mati Suri 5 Kali, Diperlihatkan Siksa Neraka
  • Melahirkan pada Umur 41 Tahun, Paramitha Rusady Pernah Alami Kematian Sementara dan Koma Selama Empat Hari
  • Semakin Tampak Muda, Lihat 5 Foto Terkini Sophia Latjuba Pasca Pindah ke Jerman

Untuk Bunda-bunda yang ingin berbagi pengalaman tentang parenting sambil memiliki kesempatan memenangkan hadiah-hadiah menarik, silakan bergabung dengan komunitas Squad. Untuk mendaftar, cukup klik link ini. SINI. Gratis!

Post a Comment

أحدث أقدم