
- Orang-orang yang berkunjung ke rumah sakit setelah hari raya juga melihat peningkatan kasus. Perbedaannya adalah bahwa ketika orang datang ke puskesmas biasanya memiliki gejala tertentu, sedangkan di rumah sakit umumnya menangani pasien lama yang kesehatannya memburuk selama masa liburan Idulfitri.
Seperti di RS Semen Gresik, sejak hari pertama dibuka 1 April lalu, pasien yang datang ke poli meningkat. Mereka merupakan pasien yang rutin kontrol di poli RS tipe B tersebut.
"Banyak orang kehilangan kendali selama bulan puasa dan Idul Fitri, hingga ketika mereka mencoba mengendalikan diri lagi, situasinya telah menjadi tak terkendali," jelas Manager Layanan Medis RS Semen Gresik dr Sururut Tazkiyah.
Itu semua dapat dipengaruhi oleh pola makan selama bulan Ramadhan, terutama mengenai konsumsi cemilan. Meskipun biasanya ringan, namun sering kali mempunyai kadar zat-zat tertentu yang cukup tinggi. "Terkadang kita tak menyadarinya, walau tidak melakukan makan besar, tetapi asupan dari camilan dengan jumlah gula, minyak, dan garam yang banyak juga bisa menjadi penyebab masalah metabolisme," ungkapnya.
Saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan banyak pasien dengan peningkatan kadar kolesterol dan glukosa dalam darah. "Snack sebenarnya memiliki berbagai komposisi, hal ini yang kerapkali tidak disadari," tambahnya.
Uun, sapaan dr Sururut Tazkiyah, menyebut keluhan pasien yang datang, terutama yang memiliki gangguan metabolik, biasanya muncul kesemutan, linu, hingga nyeri. “Ini perlu dikontrol lagi agar kondisinya kembali stabil,” ujarnya.
Begitu pula di RSUD Ibnu Sina, kunjungan poli mengalami peningkatan karena penumpukan kontrol pasien. Hal itu karena poli libur panjang saat lebaran, sehingga pasien menumpuk. “Di sini ramenya karena pasien yang rutin kontrol menumpuk. Kalau pasien ringan di faskes 1 seperti puskesmas, baru ketika butuh rujukan ke rumah sakit,” ucap Direktur Utama RSUD Ibnu Sina dr Soni. (son)
إرسال تعليق