
Tim nasional Fiji akan mengalami tantangan seperti pertarungan 'David melawan Goliath' ketika berjumpa dengan timnas Selandia Baru dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk zona Oseania.
Laga antara kedua tim akan dilangsungkan di Stadion Regional Wellington, Selandia Baru pada hari Jumat, tanggal 21 Maret 2025.
Tim Bula Boys, sebutan untuk Fiji, akan bertemu dengan kekuatan All Whites pada pertandingan semi-final kualifikasi tersebut.
Tahiti dan Kaledonia Baru akan bersaing di semifinal berikutnya untuk mendapatkan tiket ke final pada tanggal 24 Maret.
Asisten pelatih Fiji, Marika Rodu, menyampaikan pada FBC Sports bahwa timnya berperan sebagai 'David' dalam pertandingan itu.
Ia merujuk pada kisah Alkitab yang merinci pertempuran antara David dan raksasa Filipi Goliath.
Rodu mengatakan analogi 'David vs Goliath' berfungsi sebagai pengingat tantangan dan sumber motivasi bagi tim.
Terutama saat timnya sebagian besar dihuni oleh pemain-pemain amatir atau semi-profesional.
Di sisi lain, mereka akan menghadapi tim yang penuh dengan pemain profesional yang bermain di seluruh dunia.
Menurutnya di Auckland sebelum tim menuju ke Wellington, "Ini akan menjadi tantangan bagi kita dari segi psikologis."
"Itu adalah hambatan mental yang harus kita atasi. Jelas, ini adalah pertarungan David dan Goliath."
Regu non-profesional bersaing dengan atlet berpengalaman. Tentunya hal ini membutuhkan pengendalian fokus serta tingkat perhatian yang tinggi.
"Penting sekali untuk mempunyai rasa percaya diri serta keyakinan yang kuat bahwa kita mampu tampil dengan baik menghadapi Selandia Baru," lanjutnya.
Selanjutnya, dia menegaskan bahwa Fiji harus berhati-hati agar tidak membuat kekeliruan ketika bertemu dengan tim sekelas Selandia Baru.
Sejak tahun 2007, kedua tim ini sudah berjumpa sebanyak delapan kali dan Selandia Baru berhasil menang dalam tujuh pertandingan tersebut.
Namun, Fiji cuma meraih kemenangan sekali di tahun 2008.
Ini adalah rekord yang sama-sama dikenal baik oleh Rodu dan pelatih kepala Fiji Rob Sherman.
Sherman setuju dengan Rodu dan mengatakan kepada media OFC bahwa All Whites adalah tim profesional.
Ketua mereka adalah Kapten Chris Wood, yang kini membela tim dari Liga Inggris, Nottingham Forest.
"Pemain-pemainnya tampil dengan kualitas permainan yang luar biasa," ujar Sherman.
Tentu saja, Chris di Liga Inggris, lalu mereka akan melanjutkan ke tahap permainan yang lebih tinggi.
Di penghujung hari, kita sadar ini merupakan suatu tantangan.
"Kami bertarung lawan tim yang benar-benar profesional, sehingga ini merupakan kemajuan signifikan," imbuhnya.
Sherman sudah mengurangi jumlah pesepakbola di timnya dari 27 orang menjadi 23 orang.
Nabil Begg, Samuela Kautoga, Shivneel Sharma, serta Mohammed Shuiab Khan dikirim pulang akibat cidera atau kewajiban pekerjaan yang harus mereka penuhi.
Namun demikian, Sherman merasa puas terhadap antisipasi timnya serta sejajarnya barisan pemainnya.
"Sejauh ini, semuanya baik-baik saja, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki," ungkap Sherman kepada media OFC.
Secara jelas, hal ini merupakan suatu ujian yang berat. Oleh karena itu, kita akan mengupayakan kerja ekstra dengan tetap memegang pada strategi permainan kita selama seminggu penuh.
Tetapi sampai saat ini, kita sudah mencapai progres, sehingga itu merupakan sesuatu yang menggembirakan.
"Kebersamaan saya terhadap tim inti ini mencakup semua atlet yang layak bermain dan dalam kondisi prima," imbuhnya.
Posting Komentar